Minggu, 05 Oktober 2014

Berbicara tentang perjuangan, sangan mudah untuk diucapkan tapi sangat berat untuk dilaksanakan. Dalam sejarahpun telah dibuktikan diapa yang mengambilnya dan siapa yang meninggalkannya, siapa yang kuat dan siapa yang gugur di jalan juang.

Sungguh dahsyat bagi orang yang kuat dan mampu bertahan dalam perjuangan, Allah sudah siapkan surganya yang didalamnya tersimpan jutaan kenikmatan. So selamat menggapainya,...
Mengapa perjuangan itu sedemikian berat dan susahnya...? mari baca dengan pelan resapi dan menangislah kalau memang itu kamu perlukan :

“Jalan sunyi mencetak kader di tengah gempita manusia mengejar, memiliki, merasai lezatnya dunia, nikmatnya hawa nafsu, manisnya kebebasan. Di saat orang berdesak ke diskotik, konser, tempat hiburan, mall, hotel, pantai, gemerlap dunia, ada yang bercita jadi pejabat tinggi, milyader, artis terkenal, saudagar kaya raya dan segala macam kesuksesan dunia. Di sudut sana ternyata ada generasi yang menggadaikan masa mudanya, mengendalikan nafsunya, membatasi kebebasannya, menahan hobinya. Meniti jalan sunyi menjadi seorang kader.

Di  jalan sunyi, sepi dan senyap, tak banyak kawan, tak ringan tantangan, ia terjal lagi berliku, tak ada janji uang, jabatan banyak tapi tak punya tunjangan, pun seolah masa depan suram jadinya. Ia  terkadang cuma mencangkul, pagi hari hanya merintis, terjun ke empang adalah biasa, mengecor dan bertukang jadi ilmu baru di lapangan.

Semua menganggap ia pekerjaan rendahan, gak keren dan gak gaul kata anak remaja kini, kebebasan kini dibatasi dengan aturan. Kegiatan  diatur dengan komitmen ketaatan, tak sedikit yang terpental. Titian pun kian sunyi, senyap kembali merayap,

Bagi sang pengkader, titian jalan itu jauh lebih sunyi lagi, mengkader itu lebih berat. Penuh aral melintang, onak duri, kelokan tajam, plus tanjakan yang terjal, tuntutan agar jadi panutan, keharusan terus meningkat sedang tawaran dunia antri menjejal, rasa payah bercampur lelah, letih jiwa menahan kritikan. sedang sang kader tak jua paham tapi tetaplah bersabar dan bergembira.
Wahai peniti jalan sunyi, meski ia titian sepi namun di tapal batas sana riuh bidadari saling melambai ada telaga nabi bagi mereka yang kehausan meniti jalan sunyi ini, jalan sunyi mencetak kader”

Itulah tulisan singkat dari teman ana yang sedang berjuang di Pulau Labuan Bajo Kepualauan Kupang- NTT, tulisan yang membuat hati bergetar, memacu semangat untuk terus berjuang dalam mempersiapkan generasi terbaik. Sangat jauh rasanya membandingkan dengan semangat kawan yang satu ini.

Semoga kita semua dapat mengambil spirit dari apayang telah disampaikan, dan dapat kita resapi dengan resapan yang menadalam, sehingga dapa merasakan bahwa berjuang itu tidaklah mudah dan mengenakkan, tapi butuh pengorbanan yang luar biasa baik tenaga, pikiran dan harta sekalipun.

Allahu Akbar,..... !

       


Posted on 19.03 by abdul wahid

No comments

Kamis, 22 Mei 2014

Assalamualaikum wr wb
Kawan, sahabat seperjuangan.. apa kabar,.. salam rindu buat kalian semuanya,.. mmuaaaach.....! 
Termotivasi dari salah salah seorang teman ku, hingga membuatku kembali memutuskan untuk bergabung dengan kalian, :) 

Banyak sekali mamfaat sebenarnya yang akan didapat ketika saya memutuskan untuk memilih jalan yang kalian tempuh, tp itulah kehidupan yang didalamnya banyak sekali tantangannya. Aku mengajak kalian semua untuk saling memotivasi agat semangat kita selalu terpelihara hingga kita bersama-sama sampai pada tujuan yang kita inginkan. 

#SalamSemnagat45# for me to yUo all

Posted on 08.34 by abdul wahid

No comments

Minggu, 16 Maret 2014

Ibnu Asakir pun mengetahui bahwa malaikat maut telah tiba karena Ibnu Asakir menjawab salamnya. 

AL HAFIDZ IBNU ASAKIR saat hendak wafat, beliau melaksanakan shalat dhuhur, kemudian bertanya mengenai waktu shalat ashar. Beliau pun kemudian berwudhu dan mengucapkan syahadat dengan posisi duduk, lalu menyampaikan,”Aku ridha dengan Allah sebagai Rabb, dan Islam sebagai dien serta Muhammad sebagai rasul. Allah telah mentalqin hujjahku dan mengasihi dalam keasinganku”.
Kemudian Ibnu Asakir menyampaikan,”Wa’alaikum salam…”. Mereka yang hadir di sekitar beliau pun mengetahui bahwa malaikat maut telah tiba karena Ibnu Asakir menjawab salamnya. Tak lama kemudian Ibnu Asakair pun wafat. (Siyar A’lam An Nubala’, 2/189).* (dikutip dari www.hidayatullat.com)

Posted on 08.14 by abdul wahid

No comments

Senin, 19 Desember 2011














Assalamualaikum wr wb.
Bagi saudaraku yang ada di seluruh indonesia......
yang berminat membuat kaos Muslim bisa dengan Design sendiri, Inzya Allah saudara antum yang ada di Bandung bisa membantu
Design kaos warna putih Rp. 40.000,- (Bahan ADIDAS)
Design Kaos warna abu-abu Rp. 33.000,-(Bahan Katun )
Semoga bermanfaat bagi antm semua. Amien.....
Wassalamualaikum wr.wb

Akbar Collection Hp. 081703444853
Jl. R.Edang Suanda 18 a Pasirleutik-Padasuka- Bandung

Posted on 14.55 by abdul wahid

8 comments

Sabtu, 17 Desember 2011


Assalamualaikum wr wb.
Bagi saudaraku yang ada di seluruh Indonesia, yang berminat untuk membuat jaket, kostum olahraga, seragan atau yang lainnya......
Inzya Allah saudara antm yang ada di Bandung bisa membantu,...
Gambar jaket diatas adalah jaket FSLDK MALUKU di design bolak-balik
Harganya Rp. 150.000 rupeeeee.
Semoga Bermanfaat bagi antm semua. Amien...
wassalamualaikum wr.wb

Akbar Collection Hp. 081703444853
Jl. R.Edang Suanda 18 a Pasirleutik-Padasuka- Bandung

Posted on 05.25 by abdul wahid

2 comments

Selasa, 12 Juli 2011

Ingin sekali rasanya berbagi cerita dengan sahabat blogger sekalian, sekedar untuk membangkitkan kembali motivasi yang tercecer, semangat hidup yang berserakan dan cita-cita yang mulai retak. Cerita yang memilukan ini amat sangat berharga bagiku, bagi adikku dan orang tuaku (ummi) dan mudah-mudahan juga berharga bagi sahabat blogger yang membacanya saat ini.
Bukan bermaksud untuk membeberkan A’ib yang ada dalam keluargaku, tapi ini adalah kenyataan yang terjadi, terlahir ditengah-tengah masyarakat yang kurang responsif terhadap pentingnya ilmu pengetahuan bahkan saudara-saudara ummi dan saudara-saudara sepupuku sendiri....... mengutuk keinginan untuk menyekolahkan adikku dipondok pesantren al-Amien Prenduan Sumenep.
Yaaahh... mungkin mereka juga ada benarnya karena keluargaku memang sangat tidak pantas untuk menuntut ilmu setinggi langit, “paling juga nanti ujung-ujungnya jadi petani tembakau” celoteh mereka. Aaaah, aku jadi ingat judul antologi puisi salah seorang sastrawan sekaligus budayawan “Orang miskin dilarang Sekolah”. Asiif-asiif nian nasib keluargaku.
Walaupun demikian yang terjadi dengan berbekal semangat, banting tulang dan disertai dengan do’a kepada Sang Pemberi Penghidupan ini. Alhamdulilah .... dua tahun sudah Adikku belajar dipondok al-Amien Prenduan Sumenep dan empat tahun kurang sedikit saya kuliah di Hidayatullah Surabaya. Segala puji bagi Allah yang Maha Kaya.
Sekitar lima hari yang lalu, hatiku bagaikan terisis pisau tumpul, ada rasa iba, ada ada rasa senang, dan ada rasa bangga......... Merasa iba karena saudara-saudara yang kami miliki tidak peduli, acuh tak acuh, walaupun hanya sekedar untuk meminjamkan uang beberapa waktu lamanya. Merasa iba karena rasanya memang tidak pantas ummi mengantarkan saya dan kedua adik saya ke pulau harapan dan cita-cita. Merasa senang karena saya punya ummi yang tegar dalam menjalani semua ini dan yang terakhir saya merasa bangga karena punya adik yang berhati malaikat (tidak patah semangat, kata-katanya menyejukkan dan murah senyum).
Diceritakan, adek saya murung, tidak banyak bicara dengan temen-temanya dalam beberapa hari.... Mau tahu penyebabnya? Karena sudah lumayan lama ibuku tidak ke pondok dan ada tunggakan iuran kamar selama empat bulan. Itulah sebabnya kenapa adik saya murung,,,,,,saya memaklumi dan itu manusiawi sebagai seorang siswi dan santriwati yang serba terbatas sepertinya.
Ada banyak keheranan dari ustadzah-ustadzah, sahabat dan teman-temannya yang tidak biasanya adikku murung....... ketika ditanya mengapa dan apa yang terjadi, jawabnya hanya satu “geleng kepala”. Jawaban yang paling membingungkan bagi saya pribadi........
Adikku semakin paham bahwa ummi memang sudah tidak kuat lagi untuk membiayai pendidikannya selama dipesantren, makanya pada suatu kesempatan adikku sempat bilang kesahabat-sahabatnya bahwa bisa jadi selepas liburan Rhamadhan bisa jadi tidak kembali lagi ke pesantren. Ternyata kata-kata itu cukup untuk menusuk sahabatnya dan semakin tahu kalau adikku murung dari kemaren karena tidak bisa bayar iuran (kendala finansial).
Tiga puluh menit sebelum adzan maghrib berkumandang, agenda di pesantren al-Amien adalah bersih-bersih, tak ketinggalan adikku tercinta sibuk antri di kamar mandi. Sepuluh menit kita-kita adikku sudah keluar dari kamar mandi dan menuju kamarnya...... Setelah menyinpan sabun dan meletakkan handuk adikku buka lemari, Haaaaah........ adekku kaget karena dilemarinya ada uang tergelatak satu lembar 50 ribu_an, perasaan selama ini dia tidak pegang duit kecuali beberapa lembar seribuan itupun disimpan di dompet. Kemudian adikku tanya ke beberapa sahabatnya tentang uang tersebut, ternyata salah-satu dari sahabatnya mengaku kalau dia yang meletakkannya dia bilang “ambil ja untuk kamu dan jangan bilang ke teman-teman yang lain, demi Allah saya ikhlas”. Sahabatnya yang lain juga memberi beberapa lembar puluhan ribu hingga akhirnya pembayaran iuran kamar dan lain-lainnya lunas karena kebaikan sahabatnya. Subhanallaaaaah......
Duhai.... Allah, semakin saya yakin pada janjimu bagi orang-orang menuntut ilmu akan ada kemudahan-kemudahan, walaupun harus didahului dengan penderitaan dan kesabaran. Dan juga semakin saya yakin pada Sabda Muhammad saw bahwa: “Barang siapa yang menuntut ilmu maka akan dimudahkan jalannya menuju surga” Duhai Allah, terimakasih banyak engkau telah kumpulkan adikku tercinta dengan orang-orang baik hati.
Alhadulillah... kebaikan teman-temannya sedikit mengobati kegelisahan hati adikku, dan saat-saat airmata tertumpah tak tertahan lagi ketika ummi datang dengan senyum yang lebar bersama adikku yang masih suka ngunyah permen...... Adikku jangan pantang mundur kejar cita-citamu sampai titik darah penghabisan. Do’aku akan selalu menyertaimu.

Posted on 07.10 by abdul wahid

10 comments

Sabtu, 09 Juli 2011


The Most important Thing in this life, is not this life.

Hai saudaraku..... Kalau yang terpenting dalam hidup anda saat ini adalah meneruskan hidup, maka apapun pekerjaan dan kegiatan yang anda lakukan, semata-mata tertuju untuk menghiasi dan mencukupi apa yang kita ingikan, kalau itu yang terjadi sepertinya keinginan manusia tidak akan pernah ada habisnya sampai ajal benar-benar menjemput kita.

Bagi saya sendiri hidup itu, bukanlah seuatu yang terpenting. Tapi yang paling penting dalam hidup ini adalah bagaimana menyiapkan bekal yang sebanyak-banyaknya untuk menuju kehidupan yang abadi nantinya. Karena pada hakikat kehidupan yang sebenarnya baru kita akan mulai ketika nafas kita berhenti berhembus.

Memang menyambung hidup itu penting, tapi memaknai hidup itu jauh lebih penting. Saudaraku......, hidup yang bermakna adalah ketika disaat hidup kita bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana Rasulullah berabda: Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain.(Al hadist). Ketika desah nafas, gerak langkah kita menyatu dalam pengabdian kepada sang Pemberi Hidup. Maka, semua apek dalam kehidupan ini dapat dijadikan media untuk meraih ridha Nya.

Saudaraku.... Dunia ini penuh dengan orang papa. Yang buntung lebih banyak dari yang beruntung, yang lemah lebih banyak dari yang kuat. Keenjangan sekonomi dan keejahteraan menganga. Namun, semua itu tidaklah ada artinya kalau kita mengaku sebagai saudara saling membantu antara satu sama lain.

Sehingga ketika satu sama lain sudah saling membantu, yang beruntung menolong yang buntung, yang kuat menolong yang lemah, spirit memaknai hidup menyala kembali. Hati kita sebagai perasa akan sensitif, peka dan tergerak ketika melihat saudara kita yang butuh uluran tangan kita.

Saudaraku..... tetapi apabila kita sering acuh dengan hal-hal semacam itu, merasa biasa-biasa aja.... maka, jangan-jangan hati kita sudah mengeras lakana batu....

Posted on 20.57 by abdul wahid

4 comments